Tren Berwisata Mulai Mengeliat
Berpergian untuk wisata sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masayarakat kita.
Kalau dulu berpergian ke Bali, Yogyakarta, atau tempat wisata lainnya hanya bisa dilakoni mereka ’berduit’ saja, seiring berjalannya waktu, berwisata ke lokasi-lokasi yang sudah mendunia itu adalah hal yang biasa.
Tren kenaikan wisatawan nusantara (wisnus) berwisata, mengisyaratkan wisatawan lokal bukan sekadar "bemper" maupun "ban serep" seperti dikesankan selama ini.
Wisatawan nusantara, berperan sebagai katup penyelamat bagi sebagian pelaku bisnis parawisata di daerah yang menjadi langganan wisnus. Sudah selayaknya mereka diperlakukan sama dengan wisatawan mancanegara mengingat dari kocek mereka hotel bisa mendapatkan biaya operasional.
Lonjakan angka wisnus yang berwisata semakin bertambah setiap tahunnya. Kata Budi Wibowo dari Bayuaji Tours & Travel, pasar domestik harus digarap lebih serius, itu membuktikan berwisata itu sudah menjadi suatu kebutuhan bagi mereka.
”Boleh jadi perekonomian mereka sudah lebih membaik walaupun kenaikannya tidak terlalu tinggi. Tapi itu suatu kabar yang menggembirakan, perekonomian kita sedikit membaik. Setidaknya kebutuhan primer sudah tercukupi terlebih dahulu,” tambahnya.
Contohnya, Audrey, mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, saat AdInfo mewawancarainya di salah satu biro perjalanan, ia menegaskan, berwisata adalah kebutuhan. Saat akhir pekan tiba saya dan teman-teman satu kampus selalu ke Puncak, Bogor. Di luar itu saya masih suka Bali dan Jogja. Ya, paling setahun sekali.
Tambah Audrey, bila perlu gunakan agen perjalanan karena mereka bekerja untuk Anda dan, karena sudah berpengalaman, akan melakukan apapun yang mereka bisa demi memenuhi kebutuhan Anda. Agen juga biasanya punya jaringan di sejumlah daerah. Dengan jaringan yang tersedia, perjalanan Anda dijamin lebih nyaman.
Memang perjalanan wisata baik secara rombongan maupun individu akan terlihat ramai si saat peak season (tengah tahun dan akhir tahun). Mungkin bisa dijadikan indikator adalah lonjakan pemesanan tiket di agen perjalanan.
Lonjakan pemesanan tiket tersebut bisa dilihat melalui permintaan tiket yang mana melonjak tinggi saat peak season. Tak heran apabila tiket pesawat bisa naik 2 kali lipat pada Sabtu-Minggu. Mengenai tujuan favorit masih, Bandung, Yogyakarta, dan Bali.
Tak jauh berbeda dengan Sumitro dari Dupawangi Tours & Travel, memasuki peak-season (Juli, Agustus, dan akhir tahun) kenaikan penjualan tiket bisa mencapai 30 persen. Penigkatan itu membuktikan bahwa berwisata sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat kita.
Senada dengan Sumitro, operational manager Astro Tours & Travel, Ubaydillah, mengatakan, pada saat peak-season kebutuhan akan hotel di tempat lokasi wisata yang akan mereka singgahi mengalami peningkatan sekitar 10 persen pada bulan-bulan peak-season.
Ubay menyarankan, mengenai kebutuhan akan hotel sebaiknya hubungi biro perjalanan karena mengerti kebutuhan dan harapan Anda. Mereka dapat memilih hotel terbaik berdasarkan pelayanan dan kenyamanan yang tersedia.
Kesimpulannya, orang Indonesia itu sebenarnya tidak ada masalah dengan uang, selagi mereka suka seberapapun besarnya harga yang ditawarkan mereka pasti mampu. Nah, tinggal bagaimana para pelaku bisnis biro perjalanan mengemas produk yang ditawarkan dan menggarap mereka dengan serius.
Jumat
Kolom Fokus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot