Sabtu

E.nopi

Belajar Lewat Kacamata Anak

Proses belajar menggunakan kacamata anak, sehingga anak bisa lebih mudah memahami.

Mengasah kemampuan belajar anak diperlukan agar anak tidak sebatas tahu tetapi juga membangun konsep dasar dari sebuah materi pelajaran.

Terbentuknya pola pemahaman dasar ini membantu anak dalam mengembangkan konsep pemikiran pada tahap selanjutnya. Akan tetapi, hal ini kerap kali luput dari perhatian. Jika anak bisa mengerjakan soal, maka permasalahan dianggap selesai.

Proses belajar kilat, itulah yang kerap terjadi dewasa ini. Sebagai contoh, akan sulit belajar Matematika dan mengembangkan konsep logikanya jika tidak memahami konsep dasarnya terlebih dahulu. Tak heran jika akhirnya Matematika kerap menjadi momok bagi sebagian anak.

E.nopi Math & English membekali anak usia 4-15 tahun dengan membangun pemahaman yang lebih baik dan tidak menjadikan Math/English sebagai momok selama hidup mereka. Di sini anak tidak merasa stres dan phobia dengan mata pelajaran tersebut.

Salah saru cara untuk menyiasati hal tersebut adalah dengan menggabungkan basic thingking as critical thingking dalam proses belajar. Pun dapat mengatasi permasalahan sehari-hari.

Yang dimaksud dengan basic thingking di sini adalah materi pelajaran yang biasa didapat di sekolah, seperti aritmatika, pengurangan, pengalian dan sebagainya. Sementara dalam proses critical thingking anak diajak untuk menggembangkan nalar dan lebih pada pembentukan pola pikir. Diharapkan anak lebih memahami konsep dasar matematika yang dipelajari di sekolah.

Director E.nopi Kemang Mutiara, Yuyu Wahyuni mengatakan, kelebihan E.nopi yakni kami mempunyai worksheet. Di dalam worksheet tertera materi kursus dengan menggunakan contoh-contoh dan selalu ada unsur komiknya. Hal-hal seperti itu membuat anak merasa senang untuk memepelajarinya.

“E.nopi, it’s more than just learning. It’s a new innovation in learning”.