Sabtu

Sihir Harry Potter

Episode Terakhir Harry Potter, Digandrungi Tua Maupun Muda

Membaca memang bukan hobi setiap orang. Tetapi jika bahan bacaan adalah kisah yang menakjubkan, membuat buku magnet yang luar biasa. Salah satu buku fiksi yang menggemparkan dunia pada tujuh tahun belakangan adalah buku berjudul Harry Potter.

Rizki, 14 tahun berteriak kegirangan. Di tangannya teracung buku terbaru serial Harry Potter yang telah lama ditunggunya. Yaa hari itu adalah hari bahagia bagi Rizki, karena akirnya dia dapat mengikuti petualangan terakhir dari penyihir cilik idolanya. Penyihir?

“Ini memang penyihir idolaku. Aku sudah menunggu kelanjutan episode terakhir dari kisah Harry Potter ini sejak lama. Akhirnya….kesampaian juga,” kata Rizki, yang sekali lagi memandang buku idamannya dengan takjub.

Bagi Rizki dan jutaan penggemar Harry Potter di seluruh dunia, buku terakhir dengan judul Deadly Hallows (Relikui Kematian) ini memang sangat dinanti-nantikan kehadirannya. Dimana pada kisah terakhir semua misteri yang selama ini melingkupi cerita ini akan terkuak. Sehingga pada peluncuran perdana buku ini di Indonesia, tanggal 13 Januari lalu, ribuan orang memesannya sebelum peluncuran buku.

Tidak hanya remaja seusia Rizki saja yang antusias untuk memiliki buku serial Harry Potter karangan JK Rowling yang diterjemahkan dalam 65 bahasa di seluruh dunia ini, mencetak rekor penjualan buku terbesar sepanjang sejarah dengan 350 juta eksemplar. Orang-orang yang lebih tua dari Rizki banyak yang mengoleksi secara lengkap dari enam buku serial Harry Potter sebelumnya.

“Saya penggemar berat Harry Potter, seluruh edisi yang telah diterbitkan sudah saya miliki. Cerita buku ini memang luar biasa, imajinatif dan merangsang inspirasi,” kata Mira, seorang ibu rumah tangga yang ditemui di Toko Buku Gramedia Pondok Indah.
Selain Mira, beberapa bapak juga tampak menenteng buku setebal hampir 1000 halaman itu. Mereka tampaknya benar-benar menjadi penggemar setia kisah yang berlatar belakang negeri Inggris, tempat pengarangnya bermukim.

Menurut Yenny, Supervisor Penjualan Toko Buku Gramedia Pondok Indah, penggemar Harry Potter cukup banyak di kawasan kita ini. Datang dari berbagai kalangan, baik muda, anak-anak maupun berusia matang. Buku Harry Potter dijual dalam dua versi bahasa Indonesia dengan hard cover seharga Rp 195 ribu dan soft cover seharga Rp 150 ribu. “Mulai 1 Pebruari nanti harga akan naik, untuk hard over menjadi Rp 225 ribu dan soft cover Rp 175 ribu,” ungkapnya.

Makanya banyak sekali penggemar berat Harry Potter berbondong-bondong untuk mendapatkan buku seri terakhir ini. Karena cerita yang dikembangkan oleh pengarang perempuan asal Inggris ini begitu memikat, sehingga kehadiran serial-serial Harry Potter selalu mendapat sambutan meriah di seluruh dunia. “Biasanya, setiap Harry Potter terbit, kami mengadakan acara peluncuran pada tengah malam,” kisah Yenny.

Pada peluncuran perdana buku Harry Potter, serial ke tujuh ini, Gramedia mengadakan acara perburuan buku dengan nama Chasing Harry Potter. Acara yang berlangsung pada tanggal 12 Januari menjelang tengah malam. Peluncuran kali ini diramaikan dengan konvoi mobil, sebanyak 55 tim, dimana tiap tim terdiri atas tujuh orang.

Peserta yang mengendarai sekitar 50 mobil ini dipandu oleh tim Radio Sonora memulai konvoi dari Gedung Gramedia di Palmerah Barat Jakarta pukul 21.00 menuju pos-pos yang akan berakhir di Toko Buku Gramedia di Matraman Jakarta. Di sana mereka berebut buku Harry Potter dan hadiah sebesar Rp 7,7 juta.


Sekilas Harry Potter

Harry Potter adalah seorang penyihir yatim piatu sejak bayi akibat kedua orang tuanya dibunuh oleh penyihir hitam paling jahat, Lord Voldermort. Sebenarnya tujuan pembunuhan itu adalah untuk membunuh Harry Potter yang diramalkan akan menjatuhkan Voldemort di masa mendatang.

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Harry diasuh oleh paman dan bibinya. Kemudian saat berusia 11 tahun, Harry dipanggil untuk bersekolah di sekolah sihir paling mashur, Hogwart. Di sana, Harry memiliki dua orang sahabat, Hermione dan Ron. Ketiganya melewatkan berbagai petualangan mengasikkan, dengan Lord Voldemort terus memburu kematian Harry Potter.

Dengan kedua sahabatnya itu dan bantuan dari kepala sekolah Hogwart, Albus Dumbledore, Harry terus melawan. Pada akhirnya Harry menyadari bahwa, antara dia dan Voldemort harus saling membunuh, sesuai dengan ramalan. Nah, pada buku ke tujuh inilah jawaban dari misteri yang sudah berkembang sejak tahun 1997 itu, terjawab.