Jumat

Restoran Mbah Jingkrak

Spesialis Masakan Jawa

Masakan Jawa, identik dengan rasa manis yang kental. Tetapi itu hanya apabila Anda menikmati makanan di daerah asalnya, Solo atau Jogyakarta. Untuk Jakarta yang merupakan campuran dari berbagai etnis dan hidup berdampingan, rasa manis masakan Jawa itu akan banyak disesuaikan dengan selera orang-orang ibukota.


Salah satu restoran Jawa di kawasan kita ini adalah Mbah Jingkrak, yang menyajikan masakan Rumahan orang Jawa. Artinya, masakan-masakan yang disajikan ini biasa dikonsumsi di rumah-rumah orang Jawa.

“Makanan kita disini adalah makanan rumahan orang Jawa, seperti brongkos, oseng-oseng, botok, mangut dan lain-lain. Pokoknya semua makanan sangat familiar bagi orang Jawa, karena ini homecooking, biasa dimasak di rumah, ” kata Angriyani Yunita, pemilik restoran Mbah Jingkrak.

Hanya saja, lanjut dia, di restoran Mbah Jingkrak ada beberapa menu makanan yang namanya dapat membuat orang merinding. Karena terdapat menu-menu seram yang tidak lazim untuk dimakan, seperti Ayam Rambut Setan, Sambal Iblis, Sayur Tempe Jingkrak, Tempe Setan dan Teri Buto Ijo.

Sementara untuk nama minuman tidak kalah ‘sangar’. Ada es Buaya Darat, yang tidak lain adalah manisan lidah buaya dan biji selasih, es Ondol-ondol, es Nandang Wuyung dan lain-lain. “"Memang sengaja dibikin menu yang aneh-aneh supaya menarik pengunjung, menyesuaikan dengan nama Mbah Jingkrak,” ujarnya.

Yunita menambahkan, nama Mbah Jingkrak dipilih karena si nenek yang jadi ikon restoran ini, terlihat sedang jejingkrakan (melompat-lompat) senang sehabis makan. Ini juga akan terjadi pada diri Anda yang akan "berjingkrak" setelah menikmati sajian di restoran ini.

Kalau tidak percaya, coba saja cicipi Sambal Iblis. Sambal ini terdiri dari racikan cabe rawit merah dan tempe goreng yang diulek dengan cabenya. Rasanya memang luar biasa pedas. Anda bisa langsung berjingkrak kepedasan, tubuh pun langsung berkeringat. “Ini juga untuk menepis anggapan kalau masakan Jawa selalu manis. Karena di restoran Mbah Jingkrak, makanan disesuaikan dengan lidah orang Jakarta,” lanjutnya.

Bagi Anda yang tidak suka pedas tidak perlu khawatir. Pilih saja aneka botok, sayur tumpang, sayur lodeh, empal atau brongkos daging. Di mana semua masakan di tempat ini menggunakan bahan segar dan berkualitas. Bahkan, beberapa di antaranya harus didatangkan langsung dari Semarang karena memang sulit didapat disini. Seperti, ikan pe, wader dan udang sungai.

Soal harga, pengunjung pun tidak perlu khawatir. Harga makanan dan minuman di restoran dengan ikon nenek yang sedang berjingkrak-jingkrak ini cukup terjangkau. Untuk makanan, harganya mulai Rp 2 ribu sampai Rp20 ribu. Sementara untuk minuman mulai Rp 3.500 sampai Rp 15 ribu. “Nggak ada yang mahal disini,” ungkapnya.

Nuansa Jawa

Tidak hanya makanan, desain interior dan eksteriornya, Mbah Jingkrak sangat identik dengan budaya Jawa. Dengan menggunakan bangunan berbentuk Joglo berumur 200 tahun, lengkap dengan ornamen-ornamen yang sangat kental dengan ukiran-ukiran rumit khas Jawa. Seperti gebyok jawa penuh ukiran, perabotan dari kayu jati tua dan dinding papan tanpa sentuhan cat sama sekali.

Pada sisi-sisi sayap bangunan, digantung beberapa buah klenengan sapi dalam ukuran besar. Juga nampan kayu dari Madura menambah kesan tradisional semakin kentara. Dengan jendela-jendela tingkap besar yang selalu terbuka, membuat ruangan restoran selalu sejuk. Untuk menguatkan atmosfer Jawa, diperdengarkan lagu-lagu Jawa seperti alunan merdu suara Waljinah, Mus Mulyadi dan lain-lain.

“Saya dan adik kebetulan hobi mengoleksi barang antik yang usianya di atas 100 tahun. Ketika membuka resto ini pada akhir tahun lalu, kami sengaja menggabungkan konsep interior Jawa dan resep masakan dari teman saya, Ajeng. Ia merupakan pemilik restoran Mbah Jingkrak di Semarang,” katanya.