Jumat

Leptospirosis

Menyerang Setelah Banjir Datang

Banyak sekali petaka yang ditimbulkan banjir. Selain membuat roda perekonomian tersendat, banjir juga membawa penyakit.

Warga Jakarta yang belakangan ’menikmati’ guyuran hujan setiap hari harus waspada. Dengan curah hujan yang sangat tinggi dan drainase tidak kunjung membaik, bukan tidak mungkin genangan air akan mengelilingi rumah. Kata lain untuk ini adalah ’rumah kita kebanjiran’.
Pada saat banjir datang, selain lumpur banyak membawa penyakit. Salah satu penyakit yang timbul akibat banjir adalah leptospirosis. Penyakit ini menyerang ketika permukiman tergenang dan mengakibatkan warga kesulitan air bersih. Biasanya, ketika air surut barulah gejala leptospirosis muncul.
”Orang yang terserang tampak seperti memiliki gejala flu. Dimulai dengan demam menggigil, pegal linu, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, batuk kering, mual-muntah, sampai mencret-mencret,” kata Dr. Kurnia, dokter sekaligus herbalis di sebuah klinik di Pondok Indah.
Pada kasus awal, lanjut dia, dokter biasanya tidak menduga adanya leptospirosis, sehingga pasien terlambat diberi antibiotika. Jika terlambat diobati, komplikasi leptospirosis merusak ginjal, hati dan otak.
Karena menyerang hati, pada stadium lanjut muncul gejala penyakit kuning. Dimana kulit dan putih mata menjadi kekuningan, selain tampak pula mata merah layaknya sedang sakit mata. ”Demam, kuning dan mata merah, dianggap khas pada leptosprirosis, adakalanya terjadi perdarahan,” ujarnya.
Gejala leptospirosis menjadi lebih berat jika tidak diobati atau obatnya salah alamat. Selain komplikasi ke hati menimbulkan gejala penyakit kuning, komplikasi ke selaput otak menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher kaku, dan penurunan kesadaran. Komplikasi ke ginjal umumnya bersifat fatal. Angka kefatalan penyakit leptospirosis mencapai 5 persen, artinya 5 dari setiap 100 kasus bisa tewas.

Penyebab Leptospirosis
Leptospirosis sesungguhnya tergolong penyakit hewan yang bisa menjangkiti manusia, atau disebut zoonosis. Penyebabnya adalah kuman leptospira yang hidup dan berbiak di tubuh hewan. Dimana semua hewan bisa terjangkiti dengan rekor paling banyak pada tikus dan hewan pengerat lainnya, selain hewan ternak.
Saat air tergenang, tikus dan binatang lainnya yang mendiami saluran air, got dan gorong-gorong akan naik mencari tempat yang bisa membuatnya bernapas. Mereka berkeliaran di sekitar rumah, meninggalkan kotoran di mana-mana. Kuman leptospirosis disebarkan melalui kencing tikus yang mengenai makanan atau minuman yang kita konsumsi.
Pengobatan penyakit ini, jika terdeteksi sejak awal sebenarnya mudah. Dengan memberi antibiotika seperti penicilline, kuman leptospirosis juga peka terhadap streptomycine, chloramphenicol dan erythromycine. Harga jenis antibiotika klasik ini tergolong tidak tinggi, selain mudah didapat, bahkan di Puskesmas sekali pun.
”Dapat juga ditambah dengan obat-obatan herbal yang meningkatkan stamina serta immunitas, seperti sambiloto, meniran, jahe merah dan temu lawak,” katanya.

Bikin BOKS.....
Pencegahan Leptospirosis

1. Bersihkan seluruh rumah dengan desinfektans seperti lisol. Karena meski mampu bertahan hidup selama bulanan di air dan tanah, kuman leptospira mati oleh desinfektans ini.
2. Jaga higienitas individu dengan mencuci tangan dan menghindari kontak dengan kencing hewan piaraan.
3. Biasakan memakai pelindung, seperti sarung tangan karet sewaktu berkontak dengan air kotor, pakaian pelindung kulit, beralas kaki, memakiai sepatu bot, terutama jika kulit ada luka, borok, atau eksim.