Rabu

Kolom Fokus


Fetisisme, Kebutuhan dan Gaya Hidup

Siapa yang tak mau cantik dan bertubuh langsing? Berkat bombardir iklan produk kecantikan di berbagai media massa, hampir semua perempuan berharap bisa cantik dan langsing.

Sebut saja iklan produk pemutih kulit, penurun berat badan, shampo, sampai pelurus rambut yang gencar diiklankan.

Kecantikan wajah dan tubuh memang telah menjadi "berhala" baru. Orang memuja-muja mereka yang cantik dan bertubuh seksi.

Mereka yang beruntung memilikinya dipastikan bisa mendapat berbagai kemudahan. Entah menjadi ratu kecantikan, model foto, bintang sinetron, maupun mengalahkan pesaing saat melamar kerja. Singkatnya, siapa yang cantik bakal lebih gampang mendapatkan uang.

Sebenarnya pemujaan kecantikan atau fetisisme sudah berlangsung sejak dulu sebagai bagian dari konstruksi sosial patriarkhal. Namun, hingga sekarang citra itulah yang masih terus dikejar banyak perempuan. Berapa pun harganya yang penting bisa cantik seperti boneka Barbie.

Ada pengakuan seorang dokter di salah satu rumah sakit ternama di bilangan Kebayoran Baru, ia mengatakan ada seorang remaja yang kulit wajahnya sudah tidak bermasalah misalnya-karena jerawatnya sudah habis setelah diobati-tetap"menyeret-nyeret" bapak ibunya ke spesialis kulit dan kelamin.

Bahkan, bapak ibunya sampai bingung mau diapain lagi mukanya? Ada juga artis yang wajahnya cuma berjerawat sebiji saja sudah ribut.

Tidak jauh berbeda pendapat Emi marketing Esther House of Beauty, remaja putri sekarang juga banyak yang ke sini walau keluhan pada wajah mereka tidak para-parah sekali.

Emi menambahkan, tidak ada salahnya rutin melakukan perawatan di klinik kecantikan. Toh, dengan tampilan yang menarik menjadikan kita lebih percaya diri. Terlebih mereka yang profesi pekerjaannya selalu bertemu orang setiap hari, tampil menarik adalah syarat mutlak.

Sementara mereka pengguna jasa klinik kecantikan boleh dikata datang dari golongan ekonomi atas-menengah. Namun harus diakui mereka golongan ekonomi atas lebih mendominasi ketimbang mereka golongan menengah.
Tentu, bagi mereka yang mampu, soal berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk sekali melakukan perawatan wajah itu tidak ada masalah. Terpenting bagi mereka hasil sesuai keinginan.

Namun ada juga pengelola klinik kecantikan menawarkan perawatan wajah dalam bentuk paket. Adapula yang memberikan diskon apabila mengambil dua produk perawatan. Misalnya, sehabis perawatan wajah lalu perawatan tubuh.

Wajar adanya kalau mereka mempercayakan perawatan wajah dan tubuh di klinik kecantikan. Perawatan wajah yang dilakukan terjadwal dan selalu dalam pengawasan dokter kecantikan. Walaupun sebenarnya kita bisa melakukannya sendiri di rumah, namun hanya sebatas perawatan wajah ringan.

Sekarang tidak hanya perempuan, pasien laki-laki pun banyak. "Jerawat yang tumbuh di wajah laki-laki justru lebih parah dan lebih besar. Itu pengaruh aktivitas yang lebih banyak, lebih banyak lemak, dan karena porsi makan lebih besar dibandingkan perempuan," kata dr. Fivi dari Klinik Akupuntur Kecantikan dr. Fifi Mutia.

Walau tidak sebanyak kaum Hawa, Fivi mengaku setiap hari selalu saja ada pasien laki-lakinya yang ke klinik akupunturnya. "Kan sekarang zaman pria metroseksual,"kelakarnya.

Namun, pasien perempuan tetaplah lebih banyak. Mereka yang berusia di atas 30 tahun biasanya risau dengan masalah pigmentasi, flek-flek, dan keriput.

Rupanya sepanjang hidup manusia tidak akan pernah puas dengan penampilan dirinya. Selama itu pula, upaya meng-up grade penampilan pun akan terus berlangsung.