Kamis

Fokus

Mendulang Uang Dari Fotografi

Bisnis fotografi selalu bergairah. Fotografer independen dan penyedia jasa studio foto coba bermain di pasar yang sama.

Dalam dunia seni, produk foto termasuk kalah bersaing dengan produk lukisan. Kolektor barang-barang seni lebih suka mengkoleksi lukisan ketimbang foto. Selalu saja ada galeri yang menyelenggarakan pameran lukisan di komunitas kita setiap bulannya. Terkejutnya lagi, baru-baru ini di sebuah galeri di Darmawangsa Square yang memajang 15 lukisan ternyata sold-out. Ngak tanggung-tanggung satu lukisan dibandrol 50 juta. Kalikan saja 50 juta x 15 lukisan, tentu fantastis.

Bagi para fotografer jika mengelola bisnis fotografinya secara profesional pasti bisa mendulang banyak uang. Contohnya Andreas Andrianto dari Art Photo. Jika sedang ramai, sebulan Andreas Andrianto dari bisa menggarap banyak proyek pemotretan. Tak jarang, pemotretannya dilakukan di luar negeri. Berbagai negara di sejumlah benua pernah disambanginya sebagai lokasi pemotretan. Bandrolnya? Masih terjangkau.

Kata Andreas, pasangan pengantin sekarang lebih menginginkan yang praktis. Misalnya, untuk urusan menyewa jasa fotografer saja mereka berani bayar mahal. Asal tahu saja orang Indonesia lebih berani dalam mengeluarkan uang hingga ratusan juta untuk pemotretan wedding. Bayangkan pundi-pundi uang yang diraih Andreas.

Boleh jadi, jasa fotografi Andreas diminati pelanggan karena kualitas hasil jepretannya. Ia memang cukup dikenal sebagai fotografer yang kreatif. Salah satunya dengan memperkenalkan pendekatan candid photojurnalism. Kemampuan Andreas mengabadikan momen-momen natural menjadi salah satu keistimewaan karyanya.

Sama halnya dengan Frans Hambali dari Portraits Image. Ia juga terkenal inovatif dalam mengembangkan produk-produk yang terkait dengan fotografi, seperti wedding book yang memang menjadi hot item di acara pernikahan. Maklum, ia memiliki tim desain khusus untuk membuat itu. Desainnya selalu berbeda untuk setiap klien. “Kami menawarkan layanan yang bisa dikustomisasi,” ujar Frans, rada berpromosi. Rencananya, dalam waktu dekat ia akan meluncur ke Bali dalam rangka pemotretan pre-wedding. Potraits Image sendiri berani mematok tarif Rp. 1,5 – Rp. 50 juta dalam bentuk paket-paket. Tentu range tarif segitu memudahkan klien untuk memilih paket sesuai dananya. Saat ini, untuk menjalankan bisnisnya, Frans dibantu fotografer senior Hendra R.Lubis.

Kendati persaingan semakin ketat dengan bermunculannya para fotografer baru, Frans tetap optimistis dengan prospek bisnis yang digelutinya. “Selama kita bisa memberikan yang terbaik kepada pelanggan, dan terus inovatif, order selalu ada,” ujar Frans membuka resepnya. Bahkan ia berangan-angan mempunyai studio foto yang sudah mencangkup indoor maupun outdoor. Lanjut Frans, jadi tidak perlu hunting lokasi lagi apabila ada sesi pemotretan outdoor.

Selain Andreas dan Frans yang berani independen menggeluti bisnis fotografi ada beberapa nama studio foto yang cukup sukses menggeluti bisnis fotografi, yaitu Kingfoto dan Jonas Photo. Kingfoto, merupakan perusahaan jasa fotografi yang menawarkan multibrands dan meliputi banyak cakupan jasa fotografi. Pelanggannya mulai dari pejabat, artis, dan kalangan atas lainnya. Bayangkan berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk berfoto-ria di studio foto yang meraih banyak penghargaan dalam dan luar negeri ini, kira-kira saja sendiri.

Lain Kingfoto lain Jonas Photo. Jonas Photo, studio foto yang telah berpengalaman 30 tahun ini termasuk “ade-adem” saja, tapi mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan dibisnis fotografi. Menurut Sandra, untuk mempromosikan diri, ia memilih cara membuat paket-paket foto untuk konsumen, walau dalam format cukup sederhana. Pun dengan harga terjangkau.

Adalah hal yang wajar bila fotografer independen dan studio foto mencoba memperebutkan manisnya bisnis fotografi. Tentu sesama mereka mempunyai kode etik tersendiri dalam menjalankan profesi.




AdventuresInc mengatakan...

Thx Adinfo .. gak nyangka ada di blog juga :) , ada yang kurang mas lupa ngasih alamat nih apa sengaja heehh thx again ...