Sabtu

Liputan Usaha Furnitur

Wajib Berinovasi dengan Produksi Sendiri

Furnitur bukan sekadar unsur penyempurna dekoratif interior atau koleksi pemilik hunian, tetapi juga merupakan ekspresi kepribadian dan gaya hidup.

Tuntutan masyarakat terhadap furnitur dan interior turut berubah pula. Mereka yang dulu hanya memberi penekanan konsep penataan pada fungsi furnitur, kini umumnya lebih peduli kepada keindahan, kualitas material, keserasian, dan penataan ruangan yang makin gaya dan menyesuaikan perkembangan zaman.

Bagi masyarakat urban masa kini, rumah tak sekadar dianggap tempat tinggal untuk berkumpulnya keluarga ataupun tempat istirahat. Sebagian orang ingin membuat rumah sebagai tempat kebanggaan menikmati gaya hidup sekaligus ruang rekreasi keluarga yang nyaman, tenteram juga elegan.

Sejumlah pakar furnitur dan desain interior yang dijumpai AdInfo mengungkapkan, perkembangan furniture dan interior tak lepas dari pengaruh perubahan gaya hidup, kemajuan teknologi, dan pergeseran cara pandang dalam menyikapi kehidupan sekarang. Kehidupan modern yang sibuk, membuat orang cenderung minat pada yang serba praktis dan cepat. Ini membuat selera furnitur dan interior ruang dalam rumah pun mengalami perubahan sesuai dengan selera estetika dan fungsi yang dikehendaki pemiliknya.

Sebelum mengupas lebih dalam, furnitur dan desain interior adalah dua hal yang berbeda. Namun dalam penerapan praktisnya, kedua hal itu acap kali bersinggungan langsung dan saling terkait satu sama lain. Furnitur mempercantik interior, dan interior membutuhkan kehadiran furnitur.

Bicara tentang furnitur, tentu berkaitan dengan rumah atau bangunan lainnya. selain itu, furnitur hadir untuk menunjang beragam aktivitas manusia. Furnitur memiliki fungsi yang sangat penting dan mempunyai andil besar dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang, dari kacamata strata kehidupannya.

Furnitur melambangkan kepribadian pemiliknya. Terlebih, penataan ruang dengan beragam konsep dan gaya yang kian berkembang tak lagi sekadar memperlihatkan keindahan sebuah hunian, tapi juga mencerminkan kepribadian penghuninya. Dan furnitur merupakan elemen utama untuk menyempurnakan sebuah konsep dekorasi interior. Pemilihan jenis perabotan atau furnitur yang akan digunakan merupakan hal terpenting.

Tapi jangan asal bilang indah kepada setiap produk furnitur. Sekedar menggambarkan, sebuah furnitur yang tampak cantik di toko belum tentu akan terlihat sama di rumah. Dan untuk memadupadankan furnitur dan konsep rumah atau bangunan yang ada, dibutuhkan naluri desain interior yang mumpuni. Gabungan sinergi antara interior bangunan dan pemilihan furnitur yang tepat akan menambah kualitas dan gaya hidup.

Pilihan Produk

Indonesia memiliki banyak tempat yang dikenal sebagai produsen barang furnitur, salah satunya adalah Jepara, Jawa Tengah. Di sana banyak hadir pengrajin kayu yang mampu menciptakan furnitur-furnitur indah yang cantik. Olahan tangan-tangan terampil mampu mewujudkan furnitur-furnitur berkelas penuh lekuk, syarat nilai-nilai emosional.

Jepara terkenal dengan kayu jatinya. Barang furnitur dan mebel yang dibuat di tempat ini didominasi oleh produk-produk berbahan dasar kayu solid. Dibuat dengan ketelitian, mampu membuat produk furnitur Jepara bersaing dengan produk furnitur impor yang berharga selangit.

Masyarakat memang memiliki banyak pilihan produk furnitur. Mau yang murah, mahal atau buatan lokal maupun buatan luar negeri, semuanya tersedia. Tergantung selera, dan pastinya tergantung juga dengan dana yang tersedia.

Macam-macam produk furnitur yang ada, dibuat berdasar kebutuhan, fungsi, dan keindahan. Melihat fenomena dalam industri furnitur saat ini, produk-produk bergaya minimalis yang simpel masih menjadi idola.

“Sekarang ini, produk furnitur dan mebel bergaya minimalis paling banyak dicari orang. Kecenderungannya, masyarakat masa kini suka yang simpel dan praktis. Dan semuanya itu tersedia di produk minimali,” jelas Siwi pergawai Ferno.

Mengenai asal produk, sepertinya, produk lokal bersaing ketat dengan produk impor, terutama yang berasal dari Eropa. Biasanya, produk furnitur Eropa dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi alias mahal. Pun demikian, di kalangan masyarakat luas, produk lokal dengan harga menengah masih mendominasi bisnis furnitur di tanah air.

Terlebih, produk furnitur Eropa sepertinya juga hanya untuk kalangan atas saja. Melihat harga dan desainnya, pada umumnya, furnitur Eropa hadir dengan konsep klasik dengan harga puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Selanjutnya bicara tentang proses pembuatan. Masyarakat masa kini, yang sepertinya mengagungkan egonya, juga tak lagi suka dengan produk-produk massal. Mereka menyukai produk yang eksklusif, namun tetap dengan harga yang terjangkau. Produk furnitur pabrik, yang dibuat massal, hanya dibeli masyarakat menengah ke bawah, yang lebih mengutamakan ’punya barang’ dan kegunaannya ketimbang keindahan furnitur dan elegansinya.
Untuk produk non masal, atau yang hanya dibuat sedikit, dilihat sebagai peluang apik oleh para produsen furnitur. Selain memproduksi produk massal yang standar, kini para produsen furnitur tadi juga mulai merambah pembuatan furnitur berdasarkan pesana khusus.

”Dengan adanya produk pesanan, masyarakat memiliki kesempatan untuk mempunyai produk furnitur yang ekslusif. Selain itu, tak cuma modelnya yang eksklusif, bahan bakunya juga eksklusif karena konsumen bisa memilih sendiri bahan-bahan yang digunakan,” kata Albert Susanta B.Com, Direktur Aneka Meubel.

Gaya hidup

Keindahan atau estetika adalah faktor yang sangat menarik dan sekaligus tersulit untuk dijabarkan. Adapun faktor keindahan merupakan sesuatu yang sangat individual dan harus memiliki unsur kenyamanan di dalamnya. Dan hal itu berlaku juga dalam hal tata menata ruang dan furnitur.

Pilihan furnitur yang baik selalu mempertimbangkan aspek fungsi dan bentuk. Fungsi furnitur haruslah sesuai dengan kebutuhan. Bentuknya pun haruslah proporsional dengan luas ruangan serta punya ketahanan yang baik.

”Konsep bangunan dan furnitur harus sejalan. Jika tidak, jadinya akan aneh dan tidak sedap dipandang mata. Tapi masyarakt saat ini sudah mulai pintar memilih furnitur dan memadukan dengan bangunan miliknya,” pungkas Tati, Pimpinan Cayenne.

Hanya saja, jika berbicara tentang gaya hidup, pemilihan furnitur atau ornamen interior akan juga mempertimbangkan beberapa faktor eksklusif. Pertama adalah merek dari produk. Merek atau brand furnitur seyogianya tidak hanya mencitrakan harga, tetapi juga jaminan kualitas dan pelayanan purnajual.

Kedua adalah detail yang baik. Untuk itu, sejumlah pertanyaan patut disampaikan pada penjual, seperti siapakah pembuat furnitur tersebut, apakah dibuat terbatas secara hand made atau massal, bahan apa saja yang digunakan sebagai rangka, sistem pegas sofa, hingga pelapisnya.
Faktor lain yang juga penting dalam pemilihan mebel adalah kelangkaan, riwayat, ataupun nilai historisnya. Penjual yang baik memiliki product knowledge, dia dapat membeberkan riwayat secara benar dan rinci kepada calon pembeli.

“Furnitur berkualitas tinggi dari merek-merek terkenal selalu memiliki nilai historis yang sangat kuat dan hal ini diperkuat dengan sertifikat yang menunjukkan orisinalitas dan sejarah bagaimana produk tersebut dibuat. Saat membeli, janganlah lupa meminta sertifikat keaslian itu karena sertifikat juga berperan penting dalam keabsahan sebuah furnitur,” tambah Albert menjabarkan.

Menerapkan faktor-faktor tersebut merupakan cara pembelajaran (customer education) yang baik karena pembeli tidak hanya melihat faktor harga dari sebuah produk. Keseluruhan faktor itu dapat menguji nilai yang ada pada sebuah furnitur dengan apresiasi terhadap seni dan keindahan menjadi nilai yang amat tinggi.

Bagi masyarakat sekarang, terutama kalangan menengah ke atas, furnitur sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Furnitur turut pula bermetamorfosis menjadi simbol kemakmuran dan mewahnya kehidupan seseorang.

”Furnitur sepertinya sudah menjadi bagian dari seni. Emosi dan jiwa seseorang seakan benar-benar dapat dituangkan melalui kehadiran furnitur,” lanjut desainer interior Galeri Rumah Kampung, Eko.

Kendala bisnis furnitur

Seperti yang terjadi di bidang usaha lain, kendala dalam berbisnis furnitur juga ada. Selain persaingan, yang sudah pasti terjadi, adanya kegiatan tiru meniru produk juga marak berlangsung.

Di bisnis jual beli furnitur memang banyak merek dan model produk. Tapi, setiap ada satu produk yang laris diburu masyarakat, dalam sekejab, produk itu akan muncul dalam banyak merek. Hal seperti ini terjadi dan dilakukan oleh kebanyakan produsen furnitur.

”Yang paling mengkhawatirkan adalah peniruan produk. Hampir bisa ditemukan, satu model produk muncul dalam banyak merek. Aksi peniruan ini banyak dilakukan oleh produsen-produsen furnitur yang ada di sekitar kita,” kata Tati, menerangkan.

Sebenarnya, bicara tentang tiru meniru, berarti bicara tentang etika dan moral. Pun demikian, sepertinya aksi pembajakan produk sudah menjadi hal yang lumrah di negeri ini.

Produsen-produsen furnitur besar, memiliki potensi untuk mengklaim memiliki suatu produk yang diproduksi oleh produsen kecil. Mengapa demikian, ini berkaitan dengan modal. Penggambarannya, produsen kecil memproduksi sebuah produk furnitur dalam jumlah sedikit dan ternyata produk itu laku keras. Dalam sekejab, produsen besar bisa membuat produk yang sama, dalam jumlah yang lebih besar dan mendistribusikannya ke banyak toko furnitur. Bisa jadi, dalam pandangan masyarakat awam, produk itu adalah milik si produsen besar, bukan milik produsen kecil yang memprakarsai terciptanya produk furnitur itu.

Ironis memang, ditengah upaya mensejahterakan semua pihak, dengan aksi tiru meniru ini membuat kesempatan produsen kecil makin terjepit. Meski ada peluang untuk mempatenkan hak cipta, namun peraturan seperti itu dirasa kurang cukup karena masih banyaknya celah untuk melakukan kecurangan.

Bisnis komunitas

Di komunitas kita, banyak gerai usaha furnitur bermunculan. Mereka umumnya menyediakan banyak produk dengan variasi harga yang berbeda-beda pula. Kehadiran gerai-gerai usaha furnitur itu pun tersebar, hampir ada di setiap kompleks pertokoan.

Sebetulnya, melihat perkembangan Pondok Indah dan sekitarnya ini, bisnis furnitur termasuk bisnis yang memiliki potensi cukup besar untuk berkembang. Bagaimana tidak, Pondok Indah dengan pengembangan rumah, ruko, dan perkantorannya, sudah pasti butuh furnitur untuk mengisi bangunan-bangunan tersebut.

Menilik keberadaan gerai usaha furnitur di komunitas ini, sebagian tidak hanya beraksi sebagai penjual saja. Mereka juga ada yang memproduksi sendiri produk-produk furnitur.

Dengan adanya kegiatan produksi sendiri ini, masyarakat semakin memiliki banyak pilihan. Tak hanya produk-produk buatan pabrik, tapi bisa juga memilih produk buatan gerai usaha furnitur yang bersangkutan.

Dari sis kualitas produk, produk hasil buatan gerai usaha rupanya tak kalah dnegan furnitur buatan pabrik. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang diklaim sebagai produk istimewa karena menggunakan bahan baku kualitas nomor satu.

Bisnis furnitur di komunitas masih akan berkembang. Melihat potensi pasarnya yang begitu luas, tak akan heran jika dalam waktu dekat akan muncul gerai-gerai usaha furnitur baru di komunitas kita ini. Sebagai konsumen, kita akan semakin terbantu karena banyaknya pilihan tempat yang menyediakan produk furnitur.