Pergantian Tahun, Berlangsung Aman dan Meriah
Tet…tet…tet mendekati pergantian tahun, pedagang terompet musiman kian banyak ditemukan di sejumlah ruas Jalan termasuk di wilayah komunitas kita seperti di Arteri Pondok Indah , Jl. RS Fatmawati, Barito dan di Jalan lainnya.
Para pedagang ini mencoba menarik perhatian calon pembeli dengan cara meniup terompet yang dijajakannya di pinggir jalan tempat dia berjualan. Terompet tersebut dijual dengan harga berdasarkan ukuran dan bentuknya.
Satu hari menjelang tahun 2009, sejauh mata memandang di ruas jalan komunitas kita berderet penjual trompet. Kerlap-kerlip, warna-warni emas, perak, merah, dan hijau menyelimuti kayu-kayu pikulan dan gerobak tempat memajang trompet.
Namun kondisi penjualan berbeda berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal senada juga terjadi pada pedagang kembang api di depan pasar Blok-A. Di penghujung 2008 ini terjadi penurunan penjualan trompet. “Dua tahun ini trompet kurang peminatnya,” terang Dadang, salah seorang pedagang trompet di Barito.
Setiap menjelang tahun baru, ia menjual trompet berbentuk saksofon dan tuba. Trompet dagangannya dijual dengan harga mulai dari tujuh ribuan. Berdagang trompet, aku Dadang, telah dilakoninya sejak 1985 di ruas jalan ini. Sehari-harinya dia bekerja di proyek bagunan. Khusus menjelang tahun baru, dia bersama isterinya mencoba menambah rezeki dengan berjualan trompet.
Meriah
Selain semarak penjualan trompet, suasana detik-detik menjelang pergantian tahun selalu disambut meriah oleh warga masyarakat di berbagai kota di seluruh dunia, tidak terkecuali di kota metropolitan DKI Jakarta khususnya warga di komunitas kita.
Pada pergantian tahun 2008 menuju 2009, warga Jakarta dan sekitarnya tidak ingin melewatkan malam tahun baru begitu saja. Berbagai macam acara dan hiburan diselenggarakan.
Mulai dari acara seadanya yang diadakan warga kelas bawah sampai pesta meriah ala warga kelas atas. Mereka seakan tidak mau ketinggalan melewatkan detik-detik momen pergantian tahun. Yuda misalnya, warga Wijaya, ia mengatakan, saya sengaja datang ke sini—perempatan Blok S ingin melihat pesta kembang api.
Benar saja apa yang dikatakan Yuda, memasuki detik-detik pergantian tahun, warga seperti tidak sabar dan bersiap-siap untuk merayakannya bersama.
Mereka dari berbagai kalangan berbaur menjadi satu, bergembira dan saling menyapa, seperti tidak ada jarak di antara mereka. Jam-pun menunjukkan pukul 00.01 WIB, spontan mereka meniupkan trompet dan menyalakan kembang api, sesekali mereka mengucapkan salam selamat tahun baru saat berpapasan dengan orang lainnya. “Selamat tahun baru...selamat tahun baru...” teriak Sandra warga Jalan Senopati.
Uniknya, setiap pergantian malam tahun baru sepertinya Polisi memberikan “kebebasan” kepada setiap pengendara sepeda motor untuk “tidak memakai helm”. “Ya, itu biasa saja jangan dilebih-lebihkan. Acara tahun baru kan setahun sekali mas, ya, apa salahnya kami tidak terlalu kaku menerapkan peraturan kepada para pengendara sepeda motor, lagipula mereka tidak kebut-kebutan,” aku salah satu Polisi yang bertugas di sekitar jalan Wolter Monginsidi yang enggan di sebutkan namanya.
“Pun kami juga berbaur dengan mereka, lihat saja sekarang, kami dan warga sekitar menyalakan kembang api dan meniupkan trompet bersama-sama,” tambahnya.
Lain lagi di pusat-pusat perbelanjaan di komunitas kita. Guna menarik pengunjung, pihak pengelola menggelar acara-acara meriah mulai dari awal bulan Desember. Sebagai acara pemuncak mereka menampilkan artis-artis Ibukota.
Selain di pusat-pusat perbelanjaan, suasana meriah menjelang pergantian tahun juga terasa di tempat-tempat hiburan. Kehadiran kembang api sekaligus menandai datangnya tahun baru. Percikan kembang api, “bunyi nyaring” tiupan trompet, dan sorak gembira masyarakat menambah syahdu pergantian tahun 2008 ke 2009. seraya berjabat tangan sambil mengucap “Selamat Tahun Baru’, kita sambut tahun 2009 ini sebagai tahun sukses kita bersama.
Minggu
Happy New Year 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot